Kamis, 17 September 2015

makalah filsafat yunani ( yunani kuno dan yunani klasik )





 



FILSAFAT
“ FILSAFAT YUNANI ( YUNANI KUNO DAN YUNANI KLASIK )”



 





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
-        MUHAMMAD FAIZAL
-        IRA LISDAWATI
-        NURHASANAH

DOSEN PENGAMPU :
WIRA SUGIARTO, S.IP, M.Pd.I


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KABUPATEN BENGKALIS
TAHUN 2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada kita semua khususnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan Makalah ini dengan judul “ Filsafat Yunani (Yunani Kuno dan Yunani Klasik)” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas pembelajaran mata Kuliah Filsafat di STAIN Kabupaten Bengkalis.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaia penulisan makalah ini, disamping itu kami juga menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun. Sehingga bisa melengkapi dan menjadikan makalah ini bisa lebih baik lagi nantinya.
Akhir dari kami tentunya kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahan dalam penulisan ini, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca.


Bengkalis, 15 September  2015


                           Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BIODATA MAHASISWA............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1         Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2       Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3       Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1         Sejarah Filsafat Yunani........................................................................... 3
2.2         Faktor Lahirnya Filsafat Yunani............................................................. 3
2.3         Periode Filsafat Yunani........................................................................... 4
2.3.1 Periode Filsafat Yunani Kuno................................................................. 4
A.           Filsuf-Filsuf Tentang Alam..................................................................... 5
B.            Filsuf-Filsuf Tentang Ilmu Pasti dan Metafiska...................................... 8
C.            Filsuf-Filsuf Pluralis ( Jamak )................................................................. 10
D.           Filsuf-Filsuf Atomis................................................................................ 12
2.3.2 Periode Filsafat Yunani Klasik................................................................ 13
A.           Filsuf-Filsuf Yunani Klasik..................................................................... 14
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22













BIODATA MAHASISWA

KELOMPOK I

Nama                                       : Muhammad Faizal
NIM                                        : 55 1 1 14 0092
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir             : Teluk Pambang, 15-08-1991
Agama                                     : Islam
Jurusan                                    : Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi          : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
 (STAIN) Bengkalis
Alamat                                    : Jl. Nelayan Dusun Makmur Desa Pambang Pesisir

Nama                                       : Nurhasanah
NIM                                        : 55 1 1 14 0098
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir             : Teluk Pambang, 26-01-1994
Agama                                     : Islam
Jurusan                                    : Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi          : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
 (STAIN) Bengkalis
Alamat                                    : Jl. Garuda Dusun Permai Desa Pambang Pesisir

Nama                                       : Ira Lisdawati
NIM                                        : 55 1 1 14 0
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir             :
Agama                                     : Islam
Jurusan                                    : Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi          : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
 (STAIN) Bengkalis
Alamat                                    :




BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Pada  pembahasan Pengantar Filsafat sebelumnya telah di ketahui bahwa “Filsafat itu adalah kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau kekasih / sahabat pengetahuan, jadi karena merupakan kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau kekasih, maka filsafat memiliki hasrat untuk selalu ingin dekat, ingin akrab, ingin mengasihi kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan. Tapi, kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat abstrak dan luas. Keabstrakan dan keluasan ini menjadikan hasrat yang dimiliki filsafat tersebut tak mudah untuk di puaskan sepenuhnya. Ini menyebabkan filsafat terus menerus melakukan usaha untuk memenuhinya”.[1]
Dalam mempelajari sejarah filsafat yunani, berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat lahir diawali dengan adanya para filusuf pertama yang memiliki keraguan atas mitos-mitos atau dongeng tentang asal muasal segala sesuatu,baik alam semesta maupun manusia yang tidak bisa di terima oleh akal manusia. Sudah barang tentu kemenangan akal  atas mitos-mitos itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola pikir yang mengandalkan mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap kejadian alam biasa, tapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya. Namun setelah filsafat ditemukan, fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa melainkan fenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus dikembangkan oleh manusia melalui filsafat sehingga alam dijadikan obyek penelitian dan pengkajian sampai dalam bentuk yang paling mutakhir, seperti yang kita kenal sekarang.
1.2         Rumusan Masalah
a.       Bagaimana sejarah Filsafat Yunani?
b.      Apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani?
c.       Bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik?
d.      Siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik?

1.3         Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui sejarah Filsafat Yunani
b.      Mengetahui apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani
c.       Mengetahui bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik
d.      Mengetahui siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani Kuno dan Yunani Klasik



  
BAB II
PEMBAHASAN


2.1         Sejarah Filsafat Yunani
Masa filsafat Yunani merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng, yang berarti suatu kebenaran lewat akal pikir atau logis tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos belaka yaitu dongeng-dongeng.
Pada abad ke-6 Sebelum Masehi mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang-orang mulai mencari jawaban rasional tentang permasalahan yang di tampakkan oleh alam semesta kepada manusia saat itu, dimana saat itu timbullah sejumlah ahli pikir yang menentang dengan adanya mitos-mitos yang banyak terjadi. Sejumlah pemikir ini menginginkan semua pertanyaan yang timbul dari alam semesta ini memiliki jawaban yang dapat di terima oleh akal dan pikiran atau disebut dengan rasional.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berpikir ini telah menyebabkan orang-orang untuk mencoba membuat sebuah konsep yang didasari dengan kekuatan akal atau pikiran secara murni, tidak lagi mengedepan mitos belaka. Maka, dari kejadian tersebut timbullah peristiwa ajaib yang dimana-mana buku filsafat menyebutkan peristiwa tersebut dengan nama “ The Greek Miracle” yang artinya dapat nantinya dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

2.2         Faktor-faktor lahirnya Filsafat Yunani
Ada beberapa faktor lahirnya filsafat yunani ini, yaitu :
a.         Bangsa yunani yang kaya akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos atau dongeng tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan masuk akal atau rasional sehingga muncul mitos yang selektif dan rasional.
b.        Karya sastra yunani yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama, karya tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman bagi bangsa Yunani.
c.         Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif. Di sinilah letak kecerdasan bangsa Yunani, yang mampu mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan begitu ilmiah.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut maka mitos atau dongeng pun tergeserkan oleh logos atau akal, sehingga lahirlah Filsafat.

2.3         Periode Filsafat Yunani
Periode Yunani menjadi dua periode, yaitu periode Yunani Kuno dan Periode Yunani Klasik, berikut akan di jelaskan bagaimana perjalanan dari setiap Periode Filsafat Yunani ini.
2.3.1   Periode Filsafat Yunani Kuno
Periode yunani kuno ini disebut dengan periode filsafat alam, disebut demikian karena pada periode ini telah ditandai dengan banyaknya muncul para ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya. Para pemikir ini membuat sejumlah pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati, yaitu berdasarkan akal pikir dan tidak berdasarkan pada mitos atau dongeng-dongeng.
Yunani pada masa itu di anggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai hal-hal yang berbau mitos-mitos. Bangsa yunani ini juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, namun mereka menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap ini lah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis dan tidak mudah untuk menerima ini lah yang menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Pemerintahan Yunani Kuno sering di sebut sebagai cikal bakal pemerintahan demokratis, ini dapat di pahami karena di Negara ini menerapkan kehidupan sosial politik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.         Setiap warga negara memiliki otonomi dalam bidang hukum dan memiliki kemerdekaan ppolitik untuk mengemukakan pendapat.
b.        Ada negara-negara bagian yang disebut polis, kondisi polis pada saat itu sangat kondusif untuk perkembangan intelektual
  Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra Socrates dan zaman keemasan filsafat. Tokoh-tokoh filosof pada masa itu adalah Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, dan Heraklitos. Mereka dikenal dengan filosof alam. Sedangkan masa keemasan filsafat dimeriahkan oleh tokoh-tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles.
Tokoh-tokoh filosof pada saat itu dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan bidang kajiannya masing-masing. Berikut merupakan nama-nama Tokohnya berdasarkan bidangnya masing-masing :
A.           Filsuf-Filsuf tentang Alam
-            Thales (624 SM-546 SM)
Thales lahir di  miletus  digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula - mula berfilsafat. Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir. Ia juga berjasa dengan meramalkan secara tepat gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales di anggap sebagai Filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang berusaha untuk menemukan asas atau prinsip alam semesta. Ia tidak tertarik pada mitos tetapi pada pengetahuan mengenai dunia dan bintang. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang jaman sekarang. Apa sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu ? Thales mengambil air sebagai alam semesta barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air. Menurutnya, prinsip pertama alam semesta ini adalah air. Semua bermula dari air dan berakhir ke air juga. Tidak ada kehidupan tanpa ada air. Tidak ada satu makhluk hidup pun bisa bisa hidup tanpa air, termasuk juga Manusia. Saat ini sejumlah Ilmuwan dalam bidang kedokteran pun menyebutkan bahwa unsur terbanyak dalam tubuh manusia yaitu air ( di atas dari 80%).
Selain hal di atas Thales juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya.[2]
-            Anaximandros (610 SM – 546 SM)
Anaximandros adalah murid dari thales. Dia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan. Anaximandros mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan. Dia adalah orang yang berjasa dalam dunia astronomi dan geografi sebab dia orang pertama yang membuat peta. Anaximandros juga mencari prinsip terakhir yang dapat memberikan 1`pengertian mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta. Seperti yang dilakukan gurunya, Anaximandros juga mencari arkhe ( asas pertama alam semesta ). Pemikirannya dalam memberikan pendapat tentang arkhe adalah ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat di amati oleh panca indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat di amati oleh panca indra, yaitu to apeiron, “ yang tak terbatas”. Alasannya, sesuatu yang fisik pasti berubah, sedangkan yang berubah pasti bukan arkhe.[3]
Pendapatnya yang lain adalah bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tinggi nya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu apa pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.
-            Anaximenes (585-528 SM)
Dia adalah murid Anaximandros yang secara substansial pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya. Ia berpendapat bahwa prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu yaitu udara. Kenapa udara? Karena udara merupakan bahan dasar yang membentuk semua benda yang ada dalam alam semesta. Jika kumpulan udara sangat banyak maka ia berubah bentuk menjadi awan atau sesuatu yang dapat dipandang oleh mata, jika basah maka ia menjadi air hujan, dan jika awan menjadi semakin padat, maka ia menjadi tanah atau batu atau bahkan badan manusia. Menurutnya jiwa menjamin kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja yang dipupuk dengan bernafas. Maka dia merupakan yang pertama berpikir persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya. Pandangan tersebut didasarkan atas alasan:
a.         Udara terdapat dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu ruanganpun tidak terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada habisnya.
b.         Keistimewaan udara yaitu senantiasa bergerak oleh karena itu udara memegang peranan yang penting dalam berbagai perubahan dalam alam ini.
c.         Udara adalah unsur kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa udara.
Demikianlah, karena filsafat mereka memfokuskan diri pada kejadian dan gejala alam semesta, maka filsafat mereka disebut dengan filsafat alam. Thales mengasalkan bahwa penciptaan alam ini bersumber dari air, anaximandros pada to apeiron, dan anaximenes pada Udara.

B.            Filsuf-filsuf Ilmu pasti dan Metafiska
-            Pythagoras (570 – 490 SM)
Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan ajaran Pythagoras. Pythagoras tidak menulis apa-apa dan begitu juga muridnya. Dalam abad ke-5 data-data mengenai kehidupan Pythagoras sudah diselubungi dengan berbagai legenda, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan.  Dengan demikian, kita tidak sanggup menentukan unsur-unsur mana yang termasuk ajaran Pythagoras dan muridnya.
Pythagoras lahir di pulau Samos. Tahun kelahirannya tidak diketahui. Kira-kira tahun 530 SM ia berpindah ke kota Kroton, Italia Selatan. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, seperti yang diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo. Kaum pythagorean tidak berfilsafat karena alasan-alasan ilmiyah saja, melainkan mereka mempraktikkan filsafat sebagai a way of life.
Ajaran pythagoras yang terkenal adalah bilangan atau angka. Ia menyusun oktaf-oktaf (musik) yang bisa dibaca berdasarkan bilangan (matematik). Menurutnya, nada-nada dalam musik dikuasai oleh hukum-hukum matematis, sehingga untuk menguasai nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka-angka. Pythagoraslah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan dapat tercapai denngan mengabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti :
a.    Terbatas – Tak Terbatas
b.    Ganjil – Genap
c.    Satu – Banyak
d.   Laki-laki – Perempuan
e.    Bujur sangkar – empat persegi panjang
f.     Diam – gerak
g.    Lurus – Bengkok
h.    Baik – Buruk
i.      Terang – Gelap
j.      Kanan – Kiri
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya, yaitu jumlah dari luas dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya ( a2 + b2 = c2 ).
-            Herakleitos ( 535 – 475 SM )
Heraklitus hidup antara tahun 535-475 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan Xenophanes. Herakleitos membahas mengenai metafisika. Menurutnya, segala sesuatu yang ada di alam semesta itu mengalir, berubah-rubah. Tidak ada sesuatu apapun di muka bumi ini yang tinggal mantap tanpa mengalami perubahan. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap. Apa yang menjadi perubahan itu? Sumber perubahan itu adalah api. Api (panas) adalah lambang perubahan. Api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi api.
-            Parmenides ( 540 – 475 SM )
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting.. Ia lahir pada kira kira tahun 450 SM di Elea. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Parmenides mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah, pengetahuan indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang bersifat indra itu tidak dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai kebenaran setelah mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah bukan yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam – macam, melainkan tetap. Ia menantang pendapat Herakleitos tendang perubahan. Realitas bukanlah menjadi, melainkan ada. Oleh karena itu, filsafatnya disebut juga “filsafat ada” . Parmenides membuktikannya sebagai berikut:
a.    Di luar ada tentu hanya tak ada. Tak ada ini juga bukan tentu realitas, juga tak mungkin kita kenal dan kita ketahui. Hanya adalah yang dapat dipahami, bagi Parmenides ada dan berfikir itu sama. Oleh karena itu ada itu tetap, tak mungkin ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada permacamnya, yang ada hanya satu saja ada.
b.    Kalau ada itu satu maka ia tak berawal, sebab dari manakah kiranya ia harus timbul. Bagi ada tak terdapat dahulu dan kemudian . Ada itu hanya ada belaka, sekarang yang baka.
c.    Ada itu tak mungkin terbagi-bagi, sebab sekiranya mungkin terbagi, maka terdapatlah bermacam- macam ( lebih dari satu ) ada.
-            Zeno ( 490 – 430 SM )
Menurut Plato ia lahir di Elea pada tahun 490 SM. Ia adalah murid setia Parmenides yang paling cerdas. Ia membela gurunya dalam perdebatan dengan Herakleitos. Menurutnya gerak atau perubahan tidak mungkin. Ia mengajukan beberapa pemikiran penting tentang :
a.    Argumentasi melawan gerak ( perubahan)
b.    Argumentasi melawan pluralitas
c.    Argumentasi melawan ruang
Ia mulai mengemukakan suatu hipotesa, yaitu salah satu anggapan yang dianut oleh pelawan-pelawan Parmenides. Lalu ia menunjukan dari hipotesa itu harus ditarik kesimpulan-kesimpulan yang mustahil. Jadi, hipotesa semula tidak benar. Itu berarti bahwa kebalikannya harus dianggap benar. Menurut metode ini, Zeno membuktikan bahwa adanya ruang kosong, pluralitas, dan gerak sama-sama mustahil.
C.           Filsuf-filsuf Pluralis ( Jamak )
-            Empedokles ( 490-435 SM )
Empedokles lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh ajarankaum Pythagorian, parmenides. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik, dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi.
Empedokles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Ia tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan panca indra. Ada empat unsur dalam alam semesta menurutnya, yaitu : api, udara, tanah dan air. Dia menyebut unsur-unsur tersebut dengan sebutan “akar-akar”. Setiap benda berasal dari empat unsur tersebut. Komposisi unsur-unsur yang berbeda tentu menghasilkan benda-benda yang berbeda pula.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini, yaitu Cinta dan Benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan atau persatuan, sedangkan Benci mengatur ke arah perceraian atau perpisahan. Kedua unsur tersebut dapat meresap kemana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini terjadi terus menerus, tiada henti-hentinya. Sementara itu, manusia pun di samping terdiri dari empat unsur ( api, udara, tanah dan air ) juga mengenal ke empat unsur tersebut. Hal ini disebabkan oleh teori pengenalan yang dikemukakan oleh Empedokles bahwa yang sama mengenal yang sama.
-            Anaxagoras ( 500-428 )
Anaxagoras lahir di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di athena, dimana di kemudian hari athena inilah yang menjadi pusat utama perkembangan filsafat yunani sampai abad ke-2 SM. Anaxagoras tidak setuju dengan pendapat Empedokles, menurutnya unsur-unsur itu jumlahnya pasti lebih dari empat, melainkan tidak terhingga dan masing-masing unsur bercampur baur satu sama lain.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu Atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari matei sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga. Anaxagoras mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedokles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus yang berarti roh atau rasi, tidak bercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu.
Karena ajaran anaxagoras tentang nus inilah, untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan adanya perbedaan antara jasmani dan rohani.
D.           Filsuf-Filsuf Atomis
-            Leukippos
Leukippos hidup di awal pertengahan abad ke-5 SM, Ia adalah filsuf pertama yang mengembangkan teori atomisme, selain mengajukan teori mengenai atom leukippos pun mengajukan pendapat mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta. Dia menulis “Nothing happens at random (maten), but everything frrom reason (ek logou) and by necessity”. Pernyataan ini adalah prinsip dasar pertama dalam logika, yaitu the principle of sufficient reason.
-            ­Democritus ( 460 – 370 SM )
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di yunani utara. Democritus merupakan murid dari Leukippos, Ia menyempurnakan dan mensistematisasikan pemikiran Leukippos gurunya. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaan nya itu ia pergi ke mesir dan negeri-negeri timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam masalah, seperti kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, etnik, musik, puisi dan lain-lainya. Oleh karena itu, ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
Democritus melangkah lebih maju dari gurunya dengan menjelaskan bentuk dan hubungan antar atom-atom. Atom-atom membentuk materi-materi. Materi-materi yang padat di bentuk oleh atom-atom yang padat, sebaliknya benda yang lembut dibentuk dari atom-atom yang lebih halus lagi. Atom-atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti ada ruang kosong. Satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat. Maka, ia berpendapat bahwa realitas itu ada dua,yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).
2.3.2   Periode Filsafat Yunani Klasik
Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama memparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban athena. Ajaran para sofis sangat berbeda dari ajaran para filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik pada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-awang. Mereka mengkritik filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebih konkret seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan politik. Hal-hal inilah yang dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan dikembangkan untuk kelangsungan Negara.
Diatas telah disebutkan bahwa timbulnya kaum sofis karena akibat dari minat orang terhadap filsafat. Akan tetapi, terdapat tiga faktor yang  mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu sebagai berikut :
a.         Perkembangan secara pesat kota athena dalam bidang politik dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan kota athena menjadi ramai, demikian juga para ahli pikir atau intelektual yang mengunjungi athena. Dengan demikian, athena menjadi kota yang berkembang sangat pesat dalam bidang intelektual maupun bidang kultural
b.        Setelah kota athena mengalami keramaian penduduknya yang bertempat tinggal, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan tidak terelakkan lagi karena desakan kaum intelektual. Lebih-lebih kota athena sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik kamu mudanya.
c.         Karena pemukiman perkotaan bangsa yunani biasanya terletak di pantai, kontak dan pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat terelakkan lagi. Hingga akhirnya, orang-orang yunani banyak mengenal berbagai kebudayaan, dan sekaligus terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga dengan terbukanya masyarakat yunani terhadap budaya luar akan membuat orang-orang yunani menjadi dinamis dan berkembang.
Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran sofisme ini terdapat perbedaan, yaitu ada yang menganggap aliran sofisme ini sebagai aliran yang merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya ada yang menganggap bahwa aliran sofisme ini mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir kritis. Aspek positif dari adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan yunani, yaitu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya adalah membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral) dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran karena sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.
A.           Filsuf-Filsuf Yunani Klasik
Hal terpenting dengan munculnya sofisme ini adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran pemikiran filsafat yunani klasik yang di plopori oleh beberapa orang filsuf nya, antara lain adalah :
-                 Socrates ( 470-399 SM )
Ia adalah anak dari seorang pemahat sophroniccos, dan ibunya bernama phairnarete, yang pekerjaannya adalah seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang galak dan keras. Ia berasal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya membawa ia dalam kemiskinan.
Socrates merupakan guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Socrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis, Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme (pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia) yg pada umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik itu baik bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg berlaku bagi semua manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates dihukum mati.
Filsafat Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan kesehatan jiwa. Prasyarat utama dalam hidup manusia adalah jiwa yang sehat. Jiwa manusia harus sehat terlebih dahulu agar tujuan-tujuan hidup yang lainnya dapat di raih. Akhirnya adalah socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidi manusia secara keseluruhan, yaitu dengan mengharfai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang di hasilkan.
-                 Plato ( 427 - 347 SM )
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming"). Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 SM.
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak, setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai pendorong gerak untuk mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakin oleh mereka yang mengenal benar pikiran Plato. Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal. Demikian tingginya peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap pada para penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli purbakala yang berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap ditelan tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis mirip dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada tanggal 26-12-2004 yang lalu.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama, mana yang benar yang berubah-rubah ( Heracleitos ) atau yang tetap ( Parmenides ). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan pengalaman, sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal di sebut pengetahuan akal. Jadi, dengan ajarannya tentang ide, telah berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya pendapat dan juga pemikiran Parmenides juga adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal saja.
Sebagai puncak dari pemikiran plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam polites dan nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk. Konsep tentang negara didalam nya terkait dengan etika dan teori tentang negara. Untuk konsepnya tentang etika sama seperti socrates gurunya, yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik, dan untuk hidup yang baik maka di tuntut pula lah adanya negara yang baik.
-                 Aristoteles ( 384 – 322 SM )
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara, Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Ketika umur 17 tahun  Ia dikirim ke Athena untuk belajar ke Plato pada sekolah Akademi. Pada akhirnya Aristoteles mendirikan sekolah yang diberi nama Peripatacici bermakna berjalan-jalan. Sistem pengajaran yang diberikan sambil jalan-jalan di taman. Aristoteles disebut dengan aliran realis, karena mendasarkan pemikirannya pada pengalaman kemudian memberikan uraian mendasar mengenai data-data pengalaman. Karya aristoteles dapat dibagi atas 8 bagian, mengenai logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, retorika, dan poetika. Ia juga mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya dengan nama analytika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang benar, dan dialektika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang bersifat tidak pasti (hipotesis).
Berikut ini akan di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles, antara lain adalah :
a.         Ajaran tentang Logika
Menurut aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi ( sifat yang umum ), dan aksidensia ( sebagai sifat yang secara tidak kebetulan ).
b.        Ajaran tentang silogisme
Menurutnya, pengetahuan manusia hanya dapat di mmunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang bersifat khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifat ny umum. Sementara itu deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
c.         ajaran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu :
-       Ilmu Pengetahuan Praktis ( Etika dan Politik )
-       Ilmu Pengetahuan Produktif ( Teknik dan Kesenian )
-       Ilmu pengetahuan teoretis ( fisika, matematika, metafisika )
d.        Ajaran tentang aktus dan potensia
Mengenai realitas yang ada, Ia tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Sedangkan menurut dia yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret.
e.         Ajaran tentang pengenalan
Menurutnya, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sedangkan dengan pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari sesuatu benda.
f.         Ajaran tentang etika
Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan di peruntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.
g.        Ajaran tentang Negara
Menurutnya, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai, negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-undang Dasar.



BAB III
KESIMPULAN


a.              Masa filsafat Yunani merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
b.             Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat adalah :
-            Bangsa yunani yang kaya akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
-            Karya sastra yunani yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, seperti karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani.
-          Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil.
c.              Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Disisi yang lain periode yunani kuno ini disebut juga dengan periode filsafat alam, disebut demikian karena pada periode ini telah ditandai dengan banyaknya muncul para ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya.
d.             Filsuf pada periode Yunani Kuno adalah :
-            Thales
-            Anaximandros
-            Anaximenes
-            Phytagoras
-            Herakleitos
-            Parmenides
-            Zeno
-            Empedokles
-            Anaxagoras
-            Leukippos
-            Democritus
e.              Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme.
f.              Filsuf pada periode Yunani Klasik adalah sebagai berikut :
-            Socrates
-            Plato
-            Aristoteles




DAFTAR PUSTAKA


Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta
Abidin, Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta
Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Jakarta





[1] Mengenal Filfasat : Wira Sugiarto, S.IP, M.Pd.I Hal : 2
[2] Achmadi, Asmoro. Hal : 33
[3] Pengantar Filsafat, Zainal Abidin. Hal : 86

1 komentar: