FILSAFAT
“
FILSAFAT YUNANI ( YUNANI KUNO DAN YUNANI KLASIK )”
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
I
- MUHAMMAD
FAIZAL
- IRA
LISDAWATI
- NURHASANAH
DOSEN
PENGAMPU :
WIRA
SUGIARTO, S.IP, M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KABUPATEN BENGKALIS
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada kita semua khususnya kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan Makalah ini dengan judul “ Filsafat
Yunani (Yunani Kuno dan Yunani Klasik)” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas pembelajaran mata Kuliah Filsafat
di STAIN Kabupaten Bengkalis.
Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaia penulisan
makalah ini, disamping itu kami juga menyadari bahwa masih banyak kesalahan
dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun. Sehingga bisa melengkapi dan menjadikan makalah ini bisa lebih baik
lagi nantinya.
Akhir dari kami
tentunya kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahan dalam
penulisan ini, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi
bagi pembaca.
Bengkalis,
15 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ii
BIODATA
MAHASISWA............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3
Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1
Sejarah Filsafat Yunani........................................................................... 3
2.2
Faktor Lahirnya Filsafat Yunani............................................................. 3
2.3
Periode Filsafat Yunani........................................................................... 4
2.3.1
Periode Filsafat Yunani Kuno................................................................. 4
A.
Filsuf-Filsuf Tentang Alam..................................................................... 5
B.
Filsuf-Filsuf Tentang Ilmu Pasti dan
Metafiska...................................... 8
C.
Filsuf-Filsuf Pluralis ( Jamak )................................................................. 10
D.
Filsuf-Filsuf Atomis................................................................................ 12
2.3.2
Periode Filsafat Yunani Klasik................................................................ 13
A.
Filsuf-Filsuf Yunani Klasik..................................................................... 14
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
BIODATA MAHASISWA
KELOMPOK I
Nama : Muhammad Faizal
NIM : 55 1 1 14 0092
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Teluk Pambang, 15-08-1991
Agama :
Islam
Jurusan :
Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Bengkalis
Alamat : Jl. Nelayan
Dusun Makmur Desa Pambang Pesisir
Nama : Nurhasanah
NIM : 55 1 1 14 0098
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Teluk Pambang, 26-01-1994
Agama :
Islam
Jurusan :
Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Bengkalis
Alamat : Jl. Garuda Dusun
Permai Desa Pambang Pesisir
Nama : Ira
Lisdawati
NIM : 55 1 1 14 0
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir :
Agama :
Islam
Jurusan :
Pendidikan Agama Islam
Nama Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Bengkalis
Alamat :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada pembahasan Pengantar Filsafat sebelumnya
telah di ketahui bahwa “Filsafat itu adalah kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan
atau kekasih / sahabat pengetahuan, jadi karena merupakan kekasih / sahabat
kebijaksanaan / kearifan atau kekasih, maka filsafat memiliki hasrat untuk
selalu ingin dekat, ingin akrab, ingin mengasihi kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan.
Tapi, kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat
abstrak dan luas. Keabstrakan dan keluasan ini menjadikan hasrat yang dimiliki
filsafat tersebut tak mudah untuk di puaskan sepenuhnya. Ini menyebabkan
filsafat terus menerus melakukan usaha untuk memenuhinya”.[1]
Dalam mempelajari sejarah filsafat yunani, berarti
menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat lahir diawali dengan adanya para
filusuf pertama yang memiliki keraguan atas mitos-mitos atau
dongeng tentang asal muasal segala sesuatu,baik alam semesta maupun manusia
yang tidak bisa di terima oleh akal manusia. Sudah
barang tentu kemenangan akal atas mitos-mitos itu tidak mungkin terjadi
dengan tiba-tiba. Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur, berjalan
hingga berabad-abad.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia
dari mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah
pola pikir yang mengandalkan mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena alam
seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap kejadian alam biasa,
tapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya. Namun setelah filsafat
ditemukan, fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa
melainkan fenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus dikembangkan oleh
manusia melalui filsafat sehingga alam dijadikan obyek penelitian dan
pengkajian sampai dalam bentuk yang paling mutakhir, seperti yang kita kenal
sekarang.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana sejarah Filsafat Yunani?
b.
Apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani?
c.
Bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno dan Yunani
Klasik?
d.
Siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani Kuno dan
Yunani Klasik?
1.3
Tujuan
Penulisan
a.
Mengetahui sejarah Filsafat Yunani
b.
Mengetahui apa saja Faktor lahir nya Filsafat Yunani
c.
Mengetahui bagaimana perjalanan Filsafat Yunani Kuno
dan Yunani Klasik
d.
Mengetahui siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Yunani
Kuno dan Yunani Klasik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Filsafat Yunani
Masa filsafat Yunani merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban
manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir
mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam. Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai kepercayaan
bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos
atau dongeng-dongeng, yang berarti suatu kebenaran lewat akal pikir atau logis
tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari
mitos belaka yaitu dongeng-dongeng.
Pada abad ke-6 Sebelum Masehi mulai berkembang suatu pendekatan yang sama
sekali berlainan. Sejak saat itu orang-orang mulai mencari jawaban rasional
tentang permasalahan yang di tampakkan oleh alam semesta kepada manusia saat itu,
dimana saat itu timbullah sejumlah ahli pikir yang menentang dengan adanya
mitos-mitos yang banyak terjadi. Sejumlah pemikir ini menginginkan semua
pertanyaan yang timbul dari alam semesta ini memiliki jawaban yang dapat di
terima oleh akal dan pikiran atau disebut dengan rasional.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan pada suatu
kebebasan berpikir ini telah menyebabkan orang-orang untuk mencoba membuat
sebuah konsep yang didasari dengan kekuatan akal atau pikiran secara murni,
tidak lagi mengedepan mitos belaka. Maka, dari kejadian tersebut timbullah
peristiwa ajaib yang dimana-mana buku filsafat menyebutkan peristiwa tersebut
dengan nama “ The Greek Miracle” yang artinya dapat nantinya dijadikan sebagai
landasan peradaban dunia.
2.2
Faktor-faktor lahirnya Filsafat Yunani
Ada beberapa faktor lahirnya filsafat yunani ini,
yaitu :
a.
Bangsa yunani yang kaya
akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang
untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos atau dongeng tersebut kemudian
disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan masuk akal atau
rasional sehingga muncul mitos yang selektif dan rasional.
b.
Karya sastra yunani
yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, seperti
karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka waktu
yang cukup lama, karya tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman bagi
bangsa Yunani.
c.
Pengaruh ilmu-ilmu
pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian
berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga
mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga
aspek teoritis kreatif. Di sinilah letak kecerdasan bangsa Yunani, yang mampu
mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan begitu ilmiah.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut maka mitos atau dongeng pun
tergeserkan oleh logos atau akal, sehingga lahirlah Filsafat.
2.3
Periode Filsafat Yunani
Periode Yunani menjadi dua periode, yaitu periode Yunani Kuno dan Periode
Yunani Klasik, berikut akan di jelaskan bagaimana perjalanan dari setiap
Periode Filsafat Yunani ini.
2.3.1
Periode Filsafat Yunani Kuno
Periode yunani kuno ini disebut dengan periode
filsafat alam, disebut demikian karena pada periode ini telah ditandai dengan
banyaknya muncul para ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya.
Para pemikir ini membuat sejumlah pernyataan-pernyataan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati, yaitu berdasarkan akal pikir dan tidak berdasarkan
pada mitos atau dongeng-dongeng.
Yunani pada masa itu di anggap sebagai gudang ilmu dan
filsafat, karena bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai hal-hal
yang berbau mitos-mitos. Bangsa yunani ini juga tidak dapat menerima pengalaman
yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, namun mereka menumbuhkan sikap
yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap ini lah yang menjadi cikal
bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis dan tidak mudah untuk
menerima ini lah yang menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir
terkenal sepanjang masa.
Pemerintahan
Yunani Kuno sering di sebut sebagai cikal bakal pemerintahan demokratis, ini
dapat di pahami karena di Negara ini menerapkan kehidupan sosial politik yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Setiap warga negara memiliki otonomi dalam bidang
hukum dan memiliki kemerdekaan ppolitik untuk mengemukakan pendapat.
b.
Ada negara-negara bagian yang disebut polis, kondisi
polis pada saat itu sangat kondusif untuk perkembangan intelektual
Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra
Socrates dan zaman keemasan filsafat. Tokoh-tokoh filosof pada masa itu adalah
Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, dan Heraklitos. Mereka dikenal
dengan filosof alam. Sedangkan masa keemasan filsafat dimeriahkan oleh
tokoh-tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles.
Tokoh-tokoh
filosof pada saat itu dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan bidang
kajiannya masing-masing. Berikut merupakan nama-nama Tokohnya berdasarkan
bidangnya masing-masing :
A.
Filsuf-Filsuf
tentang Alam
-
Thales (624
SM-546 SM)
Thales lahir di
miletus digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula - mula
berfilsafat. Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir. Ia juga
berjasa dengan meramalkan secara tepat gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales di anggap sebagai Filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang
berusaha untuk menemukan asas atau prinsip alam semesta. Ia tidak tertarik pada
mitos tetapi pada pengetahuan mengenai dunia dan bintang. Gelar itu diberikan
karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan
orang, juga orang jaman sekarang. Apa sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia
sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas.
Belum tuntas karena dari apa air itu ? Thales mengambil air sebagai alam
semesta barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan
dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air.
Menurutnya, prinsip pertama alam semesta ini adalah air. Semua bermula dari air
dan berakhir ke air juga. Tidak ada kehidupan tanpa ada air. Tidak ada satu
makhluk hidup pun bisa bisa hidup tanpa air, termasuk juga Manusia. Saat ini
sejumlah Ilmuwan dalam bidang kedokteran pun menyebutkan bahwa unsur terbanyak
dalam tubuh manusia yaitu air ( di atas dari 80%).
Selain hal di atas
Thales juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat
bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya
gerhana matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki
sama besarnya.[2]
-
Anaximandros (610 SM – 546 SM)
Anaximandros adalah
murid dari thales. Dia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat
kekal dan ada dengan. Anaximandros mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber
segala kehidupan. Dia adalah orang yang berjasa dalam dunia astronomi dan geografi
sebab dia orang pertama yang membuat peta. Anaximandros juga mencari prinsip
terakhir yang dapat memberikan 1`pengertian mengenai kejadian-kejadian dalam
alam semesta. Seperti yang dilakukan gurunya, Anaximandros juga mencari arkhe ( asas pertama alam semesta ).
Pemikirannya dalam memberikan pendapat tentang arkhe adalah ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat di
amati oleh panca indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak
dapat di amati oleh panca indra, yaitu to
apeiron, “ yang tak terbatas”. Alasannya, sesuatu yang fisik pasti berubah,
sedangkan yang berubah pasti bukan arkhe.[3]
Pendapatnya yang lain
adalah bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tinggi nya.
Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu apa pun. Mengapa bumi tidak
jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita
pandang sebagai titik ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.
-
Anaximenes (585-528 SM)
Dia adalah murid
Anaximandros yang secara substansial pemahamannya tentang alam tidak berbeda
dengan gurunya. Ia berpendapat bahwa prinsip yang merupakan asal-usul segala
sesuatu yaitu udara. Kenapa udara? Karena udara merupakan bahan dasar yang
membentuk semua benda yang ada dalam alam semesta. Jika kumpulan udara sangat
banyak maka ia berubah bentuk menjadi awan atau sesuatu yang dapat dipandang
oleh mata, jika basah maka ia menjadi air hujan, dan jika awan menjadi semakin
padat, maka ia menjadi tanah atau batu atau bahkan badan manusia. Menurutnya
jiwa menjamin kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi segala-galanya.
Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja yang dipupuk dengan bernafas. Maka
dia merupakan yang pertama berpikir persamaan antara tubuh manusia dan jagat
raya. Pandangan tersebut didasarkan atas alasan:
a.
Udara terdapat
dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu ruanganpun tidak
terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada habisnya.
b.
Keistimewaan udara
yaitu senantiasa bergerak oleh karena itu udara memegang peranan yang penting
dalam berbagai perubahan dalam alam ini.
c.
Udara adalah unsur
kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa udara.
Demikianlah, karena filsafat mereka memfokuskan diri
pada kejadian dan gejala alam semesta, maka filsafat mereka disebut dengan
filsafat alam. Thales mengasalkan bahwa penciptaan alam ini bersumber dari air,
anaximandros pada to apeiron, dan
anaximenes pada Udara.
B.
Filsuf-filsuf Ilmu pasti dan Metafiska
-
Pythagoras (570 – 490 SM)
Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan
ajaran Pythagoras. Pythagoras tidak menulis apa-apa dan begitu juga muridnya.
Dalam abad ke-5 data-data mengenai kehidupan Pythagoras sudah diselubungi
dengan berbagai legenda, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan.
Dengan demikian, kita tidak sanggup menentukan unsur-unsur mana yang termasuk ajaran
Pythagoras dan muridnya.
Pythagoras lahir di pulau Samos. Tahun kelahirannya tidak diketahui.
Kira-kira tahun 530 SM ia berpindah ke kota Kroton, Italia Selatan. Tarekat
yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, seperti yang
diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo. Kaum pythagorean tidak
berfilsafat karena alasan-alasan ilmiyah saja, melainkan mereka mempraktikkan
filsafat sebagai a way of life.
Ajaran pythagoras yang terkenal adalah bilangan atau angka. Ia menyusun
oktaf-oktaf (musik) yang bisa dibaca berdasarkan bilangan (matematik).
Menurutnya, nada-nada dalam musik dikuasai oleh hukum-hukum matematis, sehingga
untuk menguasai nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka-angka. Pythagoraslah
yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan
yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan dapat
tercapai denngan mengabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti :
a.
Terbatas – Tak Terbatas
b.
Ganjil – Genap
c.
Satu – Banyak
d.
Laki-laki – Perempuan
e.
Bujur sangkar – empat persegi panjang
f.
Diam – gerak
g.
Lurus – Bengkok
h.
Baik – Buruk
i.
Terang – Gelap
j.
Kanan – Kiri
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya, yaitu
jumlah dari luas dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas
sisi miringnya ( a2 + b2 = c2 ).
-
Herakleitos
( 535 – 475 SM )
Heraklitus hidup antara tahun 535-475 SM di Italia
Selatan sekawan dengan Pythagoras dan Xenophanes. Herakleitos membahas mengenai
metafisika. Menurutnya, segala sesuatu yang ada di alam semesta itu mengalir,
berubah-rubah. Tidak ada sesuatu apapun di muka bumi ini yang tinggal mantap
tanpa mengalami perubahan. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden
menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang
tinggal tetap. Apa yang menjadi perubahan itu? Sumber perubahan itu adalah api.
Api (panas) adalah lambang perubahan. Api menyebabkan kayu atau bahan apa saja
berubah menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi api.
-
Parmenides (
540 – 475 SM )
Parmanides adalah salah
seorang tokoh relatifisme yang penting.. Ia lahir pada kira kira tahun 450 SM
di Elea. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan
dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Parmenides mengakui
adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah, pengetahuan
indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang bersifat indra
itu tidak dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai kebenaran
setelah mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah bukan yang
berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam – macam, melainkan tetap. Ia
menantang pendapat Herakleitos tendang perubahan. Realitas bukanlah menjadi,
melainkan ada. Oleh karena itu, filsafatnya disebut juga “filsafat ada” .
Parmenides membuktikannya sebagai berikut:
a.
Di luar ada tentu hanya
tak ada. Tak ada ini juga bukan tentu realitas, juga tak mungkin kita kenal dan
kita ketahui. Hanya adalah yang dapat dipahami, bagi Parmenides ada dan
berfikir itu sama. Oleh karena itu ada itu tetap, tak mungkin ia beralih, tak
mungkin bergerak, tak mungkin ada permacamnya, yang ada hanya satu saja ada.
b.
Kalau ada itu satu maka
ia tak berawal, sebab dari manakah kiranya ia harus timbul. Bagi ada tak
terdapat dahulu dan kemudian . Ada itu hanya ada belaka, sekarang yang baka.
c.
Ada itu tak mungkin terbagi-bagi, sebab sekiranya
mungkin terbagi, maka terdapatlah bermacam- macam ( lebih dari satu ) ada.
-
Zeno ( 490 –
430 SM )
Menurut Plato ia lahir di Elea pada tahun 490 SM. Ia adalah murid setia
Parmenides yang paling cerdas. Ia membela gurunya dalam perdebatan dengan
Herakleitos. Menurutnya gerak atau perubahan tidak mungkin. Ia mengajukan
beberapa pemikiran penting tentang :
a.
Argumentasi melawan gerak ( perubahan)
b.
Argumentasi melawan pluralitas
c.
Argumentasi melawan ruang
Ia mulai mengemukakan suatu hipotesa, yaitu salah satu anggapan yang
dianut oleh pelawan-pelawan Parmenides. Lalu ia menunjukan dari hipotesa itu harus
ditarik kesimpulan-kesimpulan yang mustahil. Jadi, hipotesa semula tidak benar.
Itu berarti bahwa kebalikannya harus dianggap benar. Menurut metode ini, Zeno
membuktikan bahwa adanya ruang kosong, pluralitas, dan gerak sama-sama mustahil.
C.
Filsuf-filsuf Pluralis
( Jamak )
-
Empedokles ( 490-435 SM
)
Empedokles lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh
ajarankaum Pythagorian, parmenides. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair
retorika, politik, dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi.
Empedokles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya
tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Ia
tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia mempertahankan adanya
pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan panca indra. Ada empat unsur
dalam alam semesta menurutnya, yaitu : api, udara, tanah dan air. Dia menyebut
unsur-unsur tersebut dengan sebutan “akar-akar”. Setiap benda berasal dari
empat unsur tersebut. Komposisi unsur-unsur yang berbeda tentu menghasilkan
benda-benda yang berbeda pula.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini,
yaitu Cinta dan Benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan atau persatuan,
sedangkan Benci mengatur ke arah perceraian atau perpisahan. Kedua unsur
tersebut dapat meresap kemana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini
terjadi terus menerus, tiada henti-hentinya. Sementara itu, manusia pun di
samping terdiri dari empat unsur ( api, udara, tanah dan air ) juga mengenal ke
empat unsur tersebut. Hal ini disebabkan oleh teori pengenalan yang dikemukakan
oleh Empedokles bahwa yang sama mengenal yang sama.
-
Anaxagoras ( 500-428 )
Anaxagoras lahir di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di athena
selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di
athena, dimana di kemudian hari athena inilah yang menjadi pusat utama
perkembangan filsafat yunani sampai abad ke-2 SM. Anaxagoras tidak setuju
dengan pendapat Empedokles, menurutnya unsur-unsur itu jumlahnya pasti lebih
dari empat, melainkan tidak terhingga dan masing-masing unsur bercampur baur
satu sama lain.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur
dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu Atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil
dari matei sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.
Anaxagoras mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedokles tentang cinta dan
benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka anaxagoras
mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus yang berarti roh atau rasi,
tidak bercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala
sesuatu.
Karena ajaran anaxagoras tentang nus
inilah, untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan adanya
perbedaan antara jasmani dan rohani.
D.
Filsuf-Filsuf Atomis
-
Leukippos
Leukippos hidup di awal pertengahan abad ke-5 SM, Ia adalah filsuf
pertama yang mengembangkan teori atomisme, selain mengajukan teori mengenai
atom leukippos pun mengajukan pendapat mengenai kejadian-kejadian dalam alam
semesta. Dia menulis “Nothing happens at
random (maten), but everything frrom reason (ek logou) and by necessity”. Pernyataan
ini adalah prinsip dasar pertama dalam logika, yaitu the principle of sufficient reason.
-
Democritus ( 460 – 370 SM )
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di yunani utara. Democritus
merupakan murid dari Leukippos, Ia menyempurnakan dan mensistematisasikan
pemikiran Leukippos gurunya. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya,
maka dengan kekayaan nya itu ia pergi ke mesir dan negeri-negeri timur lainnya.
Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam
masalah, seperti kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, etnik, musik,
puisi dan lain-lainya. Oleh karena itu, ia dipandang sebagai seorang sarjana
yang menguasai banyak bidang.
Democritus melangkah lebih maju dari gurunya dengan menjelaskan bentuk
dan hubungan antar atom-atom. Atom-atom membentuk materi-materi. Materi-materi
yang padat di bentuk oleh atom-atom yang padat, sebaliknya benda yang lembut
dibentuk dari atom-atom yang lebih halus lagi. Atom-atom ini tidak dijadikan
dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut
pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti ada ruang kosong. Satu atom
hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat. Maka, ia berpendapat bahwa
realitas itu ada dua,yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom
bergerak (yang kosong).
2.3.2 Periode Filsafat Yunani Klasik
Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman
keemasan Filsafat, karena pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada periode yunani klasik ini perkembangan
filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat
orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah
sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini dengan
keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama
memparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga
keberadaan sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban athena.
Ajaran para sofis sangat berbeda dari ajaran para filsuf sebelumnya. Mereka
tidak tertarik pada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai
filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-awang. Mereka mengkritik
filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebih konkret
seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan politik. Hal-hal inilah yang
dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan dikembangkan untuk kelangsungan
Negara.
Diatas telah disebutkan bahwa timbulnya kaum
sofis karena akibat dari minat orang terhadap filsafat. Akan tetapi, terdapat
tiga faktor yang mendorong timbulnya
kaum sofis, yaitu sebagai berikut :
a.
Perkembangan secara pesat kota athena dalam bidang politik dan ekonomi.
Hal ini mengakibatkan kota athena menjadi ramai, demikian juga para ahli pikir
atau intelektual yang mengunjungi athena. Dengan demikian, athena menjadi kota
yang berkembang sangat pesat dalam bidang intelektual maupun bidang kultural
b.
Setelah kota athena mengalami keramaian penduduknya yang bertempat
tinggal, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan tidak terelakkan lagi karena
desakan kaum intelektual. Lebih-lebih kota athena sebagai pusat politik
sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik kamu mudanya.
c.
Karena pemukiman perkotaan bangsa yunani biasanya terletak di pantai,
kontak dan pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat terelakkan lagi. Hingga
akhirnya, orang-orang yunani banyak mengenal berbagai kebudayaan, dan sekaligus
terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga dengan terbukanya masyarakat yunani
terhadap budaya luar akan membuat orang-orang yunani menjadi dinamis dan
berkembang.
Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran
sofisme ini terdapat perbedaan, yaitu ada yang menganggap aliran sofisme ini
sebagai aliran yang merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya ada yang menganggap
bahwa aliran sofisme ini mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir
kritis. Aspek positif dari adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap
kebudayaan yunani, yaitu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai
objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya adalah membawa pengaruh yang tidak
baik terhadap kebudayaan yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan
moral) dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan
kebenaran karena sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.
A.
Filsuf-Filsuf Yunani
Klasik
Hal terpenting dengan munculnya sofisme ini
adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran
pemikiran filsafat yunani klasik yang di plopori oleh beberapa orang filsuf
nya, antara lain adalah :
-
Socrates ( 470-399 SM )
Ia adalah anak dari seorang pemahat sophroniccos,
dan ibunya bernama phairnarete, yang pekerjaannya adalah seorang bidan.
Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang galak dan keras. Ia
berasal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik,
kemudian menjadi prajurit athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah
berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia lebih senang
memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya membawa ia dalam
kemiskinan.
Socrates merupakan
guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk
tindakan kita. Socrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya
dapat diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak
pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis,
Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian
dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap
relatifisme (pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia)
yg pada umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik
itu baik bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik
mempunyai nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh
semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa
keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut
intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg
berlaku bagi semua manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan
metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya
ini Socrates dihukum mati.
Filsafat
Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang
paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan
kesehatan jiwa. Prasyarat utama dalam hidup manusia adalah jiwa yang sehat.
Jiwa manusia harus sehat terlebih dahulu agar tujuan-tujuan hidup yang lainnya
dapat di raih. Akhirnya adalah socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk
menyelidi manusia secara keseluruhan, yaitu dengan mengharfai nilai-nilai
jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan
keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang di hasilkan.
-
Plato ( 427
- 347 SM )
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah
terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan
karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang
kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan pendekatan
yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika.
Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia
kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada
("being") dan mengada (menjadi, "becoming"). Plato salah
seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 SM.
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad
ke-4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para
pemikir selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang
juga menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit
banyak, setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke
wilayah relijius dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai
pendorong gerak untuk mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku Mohammad
Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling bijak yang
pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan.
Setidaknya demikianlah yang diyakin oleh mereka yang mengenal benar pikiran
Plato. Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan banyak orang
dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua
Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak
benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal.
Demikian tingginya peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap
pada para penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli
purbakala yang berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap
ditelan tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya
Atlantis mirip dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah
pada tanggal 26-12-2004 yang lalu.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan
permasalahan lama, mana yang benar yang berubah-rubah ( Heracleitos ) atau yang
tetap ( Parmenides ). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra
dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra
disebutnya pengetahuan pengalaman, sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat
akal di sebut pengetahuan akal. Jadi, dengan ajarannya tentang ide, telah
berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Parmenides.
Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu adalah benar,
tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya pendapat dan juga
pemikiran Parmenides juga adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide
yang hanya dapat dipikirkan oleh akal saja.
Sebagai puncak dari pemikiran plato adalah pemikirannya tentang negara, yang
tertera dalam polites dan nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya
untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk. Konsep tentang negara
didalam nya terkait dengan etika dan teori tentang negara. Untuk konsepnya
tentang etika sama seperti socrates gurunya, yaitu tujuan hidup manusia adalah
hidup yang baik, dan untuk hidup yang baik maka di tuntut pula lah adanya
negara yang baik.
-
Aristoteles ( 384 – 322
SM )
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara, Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Ketika umur 17 tahun Ia dikirim ke Athena untuk belajar ke Plato pada sekolah Akademi. Pada
akhirnya Aristoteles mendirikan sekolah yang diberi nama Peripatacici bermakna
berjalan-jalan. Sistem pengajaran
yang diberikan sambil jalan-jalan di taman. Aristoteles disebut dengan aliran realis,
karena mendasarkan pemikirannya pada pengalaman kemudian memberikan uraian
mendasar mengenai data-data pengalaman. Karya aristoteles dapat dibagi atas 8
bagian, mengenai logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika,
politik dan ekonomi, retorika, dan poetika. Ia juga mengembangkan ilmu tentang
penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya dengan nama analytika,
yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang benar, dan dialektika,
yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang bersifat tidak
pasti (hipotesis).
Berikut ini akan di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles, antara
lain adalah :
a.
Ajaran tentang Logika
Menurut aristoteles,
berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian
sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi ( sifat
yang umum ), dan aksidensia ( sebagai sifat yang secara tidak kebetulan ).
b.
Ajaran tentang
silogisme
Menurutnya, pengetahuan
manusia hanya dapat di mmunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi.
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang bersifat
khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifat ny umum. Sementara itu deduksi
adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan
lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
c.
ajaran tentang
pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles
mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu :
-
Ilmu Pengetahuan
Praktis ( Etika dan Politik )
-
Ilmu Pengetahuan
Produktif ( Teknik dan Kesenian )
-
Ilmu pengetahuan
teoretis ( fisika, matematika, metafisika )
d.
Ajaran tentang aktus
dan potensia
Mengenai realitas yang
ada, Ia tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas
itu ada pada dunia ide. Sedangkan menurut dia yang ada itu berada pada hal-hal
yang khusus dan konkret.
e.
Ajaran tentang
pengenalan
Menurutnya, terdapat
dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan
pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda
dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sedangkan dengan pengenalan rasional
kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari sesuatu benda.
f.
Ajaran tentang etika
Aristoteles mempunyai
perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan di peruntukkan
sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum kesusilaan. Menurut
pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan
manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.
g.
Ajaran tentang Negara
Menurutnya, negara akan damai apabila rakyatnya juga
damai, negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat,
artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-undang Dasar.
BAB III
KESIMPULAN
a.
Masa filsafat Yunani
merupakan masa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan
karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir
yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
b.
Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat adalah
:
-
Bangsa yunani yang kaya
akan mitos atau dongeng, dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang
untuk mengetahui atau mengerti.
-
Karya sastra yunani
yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, seperti
karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam karya sastra Yunani.
-
Pengaruh ilmu-ilmu
pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil.
c.
Periode
Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada periode
ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pendapatnya. Disisi yang lain periode yunani kuno ini disebut juga dengan
periode filsafat alam, disebut demikian karena pada periode ini telah ditandai
dengan banyaknya muncul para ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya.
d.
Filsuf
pada periode Yunani Kuno adalah :
-
Thales
-
Anaximandros
-
Anaximenes
-
Phytagoras
-
Herakleitos
-
Parmenides
-
Zeno
-
Empedokles
-
Anaxagoras
-
Leukippos
-
Democritus
e.
Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan
kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap
filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme.
f.
Filsuf pada periode Yunani Klasik adalah sebagai berikut :
-
Socrates
-
Plato
-
Aristoteles
DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta
Abidin, Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta
Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Jakarta